Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan

Minggu, Juni 14, 2009

Sebuah Harapan dari Seorang Mantan Penderita Bipolar

Oleh : Tarjum

Saya punya sebuah keinginan, harapan atau mungkin bisa disebut tujuan jangka panjang, “Saya berharap suatu saat nanti orang tak malu lagi jika mengalami gangguan kejiwaan”. Suatu saat nanti orang tak malu lagi mengakui jika dirinya, keluarganya atau orang-orang terdekatnya mengalami gangguan kejiwaan. Karena saya pernah merasakan betul setigma negatif itu. Sampai saat ini pun setigma negatif terhadap penderita gangguan jiwa itu masih sangat kuat.

Saya pernah mengutarakan hal ini saat presentasi di hadapan Prof. Sarlito Wirawan Sarwono (psikolog), Tika Bisono (psikolog), Maria Hartiningsih (wartawan senior Kompas). Waktu itu saya menjadi finalis “Mandom Resolution Award 2004” di Jakarta. Beliau bertiga menjadi dewan juri pada ajang itu. Resolusi saya waktu itu berjudul, “Memiliki Website Psikologi dengan Tampilan Menarik dan Profesional serta Content yang Berbobot Lengkap dan Variatif” Silakan kalau mau mengunjungi situsnya di www.sivalintar.com. Ternyata beliau-beliau sangat menghargai dan mendukung harapan saya itu. Saya sadar, hal itu tak mudah. Namun paling tidak saya bisa melakukan yang saya mampu untuk mewujudkan harapan itu, walaupun hanya dengan langkah-langkah kecil, salah satunya dengan menyebarkan informsi melalui internet.

Salah satu bagian dari upaya mewujudkan harapan itu adalah ‘mengkampanyekan’ (bukan kampanye pilpres ya,..he..he..) “Jangan Malu ke Psikiater dan Psikolog”. Mereka yang mengalami problem kejiwaan enggan ke psikiater/psikolog mungkin karena ketidak-tahuan mereka atau pemahaman yang keliru terhadap profesi psikiater/psikolog. Dalam setiap konsultasi atau saat memberi saran (via email atau telepon) kepada mereka yang curhat, saya selalu menganjurkan agar mereka konsultasi kepada psikiater atau psikolog, terutama kepada mereka yang problem psikologisnya saya anggap berat. Saya sendiri hanya sekedar memberi masukan atau saran-saran yang sifatnya umum dan non-medis, yang lebih bersifat motivasi.

Karena itu, melalui media blog ini, saya ingin menyebarkan informasi yang lebih jelas dan akurat soal profesi psikiater dan psikolog. Misalnya layanan yang diberikan, tempat dan prosedur konsultasi, biaya konsultasi dan hal-hal lain yang terkait dengan layanan psikiater/psikolog. Informasi itu tentunya saya harapkan datang dari para ahli dan orang-orang yang kompeten dibidangnya seperti, psikiater/psikolog, komunitas, perhimpunan, organisasi profesi dan institusi yang terkait dengan bidang kesehatan mental. Saya sangat mengharapkan sumbangan tulisan, pemikiran dan informasi dari orang-orang yang kompeten di bidang ini. Saya akan sangat senang jika psikiater/psikolog, praktisi kesehatan mental dan orang-orang yang peduli terhadap masalah-masalah kesehatan mental berkenan berbagi informasi di blog ini.

Demikian keinginan dan harapan saya sebagai orang yang pernah mengalami pedihnya derita jiwa. Mungkin harapan saya ini juga mewakili harapan orang-orang yang sedang mengalami problem kejiwaan yang membutuhkan dukungan dan bantuan dari para ahli di bidangnya.

Jika anda sekalian memiliki informasi berikut ini :

Nama dan alamat lengkap psikolog/psikiater
Nama dan alamat Panti rehabilitasi mental dan sejenisnya
Nama dan alamat Ahli pengobatan alternatif gangguan mental
Informasi tentang Suplemen, obat-obatan untuk pengobatan gangguan mental
Informasi tentang Perhimpunan/organisasi atau group-group bantuan untuk penderita gangguan mental
Informasi tentang metode terapi pengobatan gangguan mental
Informasi terkini hasil riset/penelitian para ahli gangguan mental
Pengalaman pribadi dalam mengatasi problem-problem kejiwaan
Informasi lain yang terkait dengan problem-problem kejiwaan


Silakan kirim ke blog ini, langsung disini atau via email sivalintar@yahoo.com
Informasi yang anda berikan mungkin akan sangat bermanfaat bagi seseorang yang sedang mengalami masalah kejiwaan dan membutuhkan bantuan.
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan anda. Semoga Tuhan membalas budi baik anda sekalian.

Artikel Terkait :

Apa itu Gangguan Bipolar (Manik Depresif)?
Ke Manakah Berkonsultasi, ke Psikiater atau ke Psikolog Klinis?
Ke Psikiater Belum Tentu Sakit Jiwa
Jangan Malu jika Mengalamai Masalah Kejiwaan



Image by : http://www.republika.co.id/images/news/2009/04/20090413142357.jpg
READ MORE - Sebuah Harapan dari Seorang Mantan Penderita Bipolar

Jumat, Juni 05, 2009

Menggali dan Mengembangkan Potensi Diri


Yakinkan diri anda, bahwa anda punya potensi
yang bisa anda kembangkan untuk meraih sukses
dan segeralah bertindak untuk mewujudkan keyakinan anda.
Jangan pernah memberi kesempatan kepada siapapun
untuk mengendurkan semangat dan kepercayaan diri anda.


Ada beberapa teman yang curhat di Forum Curhat atau yang curhat via email. Keluhan mereka hampir sama, intinya mereka kurang percaya diri dalam bergaul. Alasannya beragam tapi sebenarya hampir sama, karena penampilan fisik yang (menurut mereka) kurang menarik atau ketidak mampuan dalam bergaul. Karena itu mereka manarik diri dan menghindari pergaulan. Bukan memperbaiki keadaan, situasi itu malah membuat mereka semakin merasa tersisih dan semakin rendah diri.

Apa yang mereka alami sebenarnya juga dialami banyak orang, terutama kaum muda yang sedang mencari jati diri. Menurut penelitian para ahli, sebagian besar problem psikologis disebabkan oleh kelainan penampilan fisik. Saya sendiri pernah mengalaminya. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, pertumbuhan badan saya agak terlambat. Sejak masuk SMP sampai duduk di kelas 2 SMA postur tubuh saya masih tergolong kecil dan pendek. Penampilan fisik yang kurang sempurna ini juga yang membuat saya minder.

Seiring berjalannya waktu, saya belajar untuk mencintai diri saya apa adanya. Saya belajar untuk menerima kekurangan diri saya, belajar mensyukuri anugerah Tuhan yang tak ternilai ini. Saya mencoba membandingkan diri saya dengan orang-orang yang penampilan fisiknya tidak lebih baik dari saya. Saya suka membandingkan diri saya dengan mereka yang mengalami cacat fisik. Dari sana saya mulai menyadari, selama ini saya terlalu fokus melihat kelemahan-kelamahan diri, sampai tak sempat melihat dan mensyukuri kelebihan-kelebihan yang saya miliki.

Tapi, bukan berarti saya hanya berdiam diri, menerima diri apa adanya tanpa berusaha memperbaiki diri. Saya terus berusaha dengan segala cara untuk memperbaiki kondisi fisik saya, karena waktu itu saya pikir postur tubuh saya (terutama tinggi badan) masih bisa berkembang. Saya mulai rajin berolahraga (renang, joging dan bermain bola voly). Semua itu saya lakukan dengan penuh semangat dan antusias. Saya masih ingat ejekan teman-teman ketika saya belajar bola voley, karena saya sulit sekali bisa memukul bola melewati net, bahkan servis pun sering tak sampai melewati net. Teman-teman sepertinya enggan jika saya bermain dalam timnya, karena saya akan banyak membuat kesalahan saat main dan membuat tim mereka kalah. Sakit hati rasanya diperlakukakan seperti itu. Namun semua ejekan dan rasa sakit hati itu tak membuat saya surut, sebaliknya saya jadikan cambuk untuk membuat saya lebih bersemangat dan lebih keras berlatih. Semakin diejek semakin membuat saya lebih semangat berlatih.

Saya bertekad dalam hati, suatu saat nanti saya harus jadi pemain inti dan andalan tim. Saya ingin menjadi yang terbaik dalam tim. Selain berlatih di lapangan, saya juga berlatih sendiri (terutama latihan fisik) di luar lapangan. Dengan semangat membara dan antusiasme, usaha saya mulai membuahkan hasil. Dalam tempo kurang dari setahun, postur tubuh saya berkembang pesat. Kemampuan saya bermain voly pun berkembang pesat, saya menjadi pemain andalan di tim inti. Seiring dengan itu, kepercayaan diri saya pun semakin bertambah, dan rasa minder sedikit demi sedikit mulai terkikis.

Banyak orang yang memiliki cacat fisik, namun mereka berhasil mencapai prestasi yang luar biasa dalam hidupnya, mengapa? Karena mereka fokus pada kelebihan yang mereka miliki dan mengembangkannya sampai puncak kemampuan mereka. Mereka tak membiarkan kekurangan fisik mengganggu dan menghalangi langkah mereka untuk berprestasi. Saya berpikir, saya sebenarnya hanya memiliki sedikit kelemahan, postur tubuh! Hanya itu! Dan itu masih bisa diperbaiki dengan olah raga dan aktivitas fisik yang tepat, teratur dan disiplin. Saya jadikan ejekan-ejekan orang-orang sekitar sebagai cambuk untuk membuat saya lebih bersemangat menggali dan mengembangkan potensi yang saya miliki, bukan sebaliknya membuat saya lemah dan menyerah.

Jika anda mengalami seperti yang saya alami, katakan (dalam hati) pada mereka yang suka mengejek dan merendahkan anda, ”Saya memang punya kelemahan, tapi saya akan menunjukan kepada anda semua, kelebihan yang saya miliki, sehingga pada saatnya nanti, anda tak akan pernah mengejek saya lagi!” Yakinkan diri anda, bahwa anda punya potensi yang bisa anda kembangkan untuk meraih sukses dan segeralah bertindak untuk mewujudkan keyakinan anda. Jangan pernah memberi kesempatan kepada siapapun untuk mengendurkan semangat dan kepercayaan diri anda. Andalah yang paling tahu tentang diri anda. Tunjukan siapa diri anda yang sebenarnya.

Anda mungkin pernah membaca kisah heboh Susan Boyle, beberapa waktu yang lalu. Susan Boyle, wanita yang tak muda lagi dengan tubuh besar dan penampilan yang biasa-biasa saja, mengikuti audisi Britis Got Talent (BGT). Banyak penonton yang menertawakannya, bahkan seorang juri mengejeknya. Tapi, saat Susan melantunkan sebuah lagu dengan suara emasnya, semua penonton terdiam kagum dan sang juri yang sinis tak kuasa menyampaikan pujiannya. Susan fokus pada kelebihan yang dimilikinya. Penampilan fisiknya tak mengganggu dan menghalangi dirinya untuk berprestasi. Semua ejekan dan cemoohan tak mampu menghentikan langkahnya untuk berprestasi dan meraih sukses.

Anda punya pendapat lain, tips atau trik tentang bagaimana menggali dan mengembangkan potensi diri? Atau anda punya pengalaman menarik tentang bagaimana mangatasi rasa rendah diri? Silakan tulis di kolom komentar atau kirim pengalaman anda ke blog ini.

Sebagai bahan renungan, silakan anda baca beberapa kisah inspiratif di blog saya :

”Tidak Menyerah Pada Keterbatasan”

“Patung Batu” di Depan Mesjid Agung Subang

Berbuat Baiklah Setiap Hari

Enaknya Jadi Manusia Yang Terlahir Sempurna

Anak Ayam yang Pincang
READ MORE - Menggali dan Mengembangkan Potensi Diri

Selasa, Juni 02, 2009

Kendalikan Rasa Takut, Beranikan Diri Anda!

Salam untuk keluarga blogger semua. Berikut aku posting artikel untuk keluarga blogger semoga bermanfaat.


Oleh : TemanCurhat

Beberapa dari teman-teman kita yang curhat via Forum Curhat atau curhat pribadi via email, mengeluhkan soal kesulitannya bergaul. Kebanyakan alasannya adalah kekurang mampuan berkomunikasi, kurang percaya diri, kurang berani dan berpikir negatif terhadap diri sendiri.

Aku bisa memahami apa yang mereka rasakan, kerena aku sendiri pernah mengalamainya. Satu persatu teman-teman dekatku menjauhi aku. Bukan salah mereka melakukakn hal itu, tapi karena aku sendiri yang semakin menutup diri, menarik diri dan menghindari mereka. Aku merasa kurang percaya diri dan merasa punya banyak kelamahan. Semakin aku menutup diri, semakin membuatku merasa rendah diri, merasa kesepian dan tertekan.

Saat berada diantara teman-teman sebaya atau teman sekolah aku lebih banyak berdiam diri. Aku tak berani berkomentar dalam sebuah obrolan dengan teman-temanku. Aku tak berani mengungkapkan pendapat, menyetuhui atau menyanggah pandapatt teman-temanku. Penyebabnya adalah rasa takut yang berlebihan dalam diriku. Takut diejek, dipermalukan, atau diacuhkan. Semakin aku menahan diri untuk berbicara, semakin aku merasa takut dan tertekan.

Lalu aku berpikir, jika aku membiarkan semua itu terus berlangsung, aku hanya akan merasa semakin takut dan tertekan. Aku tak ingin membiarkan keadaan itu terus berlangsung, aku harus segera mengambil tindakan. Tak ada seorang pun yang bisa merubah keadan itu kecuali diriku sendiri. Aku harus melakukannya untuk diriku sendiri. Aku harus bertindak, bertindak dan terus bertindak untuk mengalahkan dan mengendalikan rasa takutku sendiri. Setelah melalui banyak kegagalan demi kegagalan, kekecewaan demi kekecewaan, beragam bentuk ejekan, cemoohan dan sindiran, akhirnya aku bisa mengendalikan rasa takutku. Rasa takut itu tetap ada dan tak pernah hilang, tapi tak lagi menguasai diriku dan menghentikanku untuk bertindak.

Aku selalu berusaha agar sikap, perkataan dan tindakan orang terhadapku (walaupun itu kadang menyakitkan) tak lagi mempengaruhi diriku. Aku berusaha untuk bersikap obyektif terhadap siapa pun yang aku hadapi, walaupun mungkin orang tersebut membenci atau memusuhiku. Aku berusaha untuk tak mudah marah dan terpancing emosi oleh kata-kata negatif seseorang. Aku tak ingin siapa pun mendikteku bagaimana aku harus bersikap, bagaimana aku harus berbicara dan bertindak. Aku selalu berusaha untuk selalu menjadi diriku sendiri. Aku berusaha untuk tidak terpengaruh (terus terang ini berat) oleh kata-kata pujian maupun hinaan. Aku ingin menjadi pribadi yang mandiri dan penuh percaya diri. Aku ingin menjadi pribadi yang bebas dari segala macam tekanan, aku ingin menjadi pribadi yang MERDEKA.

Bagi teman-teman yang megalami problem seperti yang aku ceritakan di atas, berikut beberapa saran untuk anda. Saran ini berdasarkan pengaman pribadiku.
Anda harus bisa mengendalikan rasa takut dalam diri anda. Takut terhadap apa yang akan dikatakan orang lain tentang anda. Hanya ada tiga hal yang bisa mengalahkan rasa takut, Bertindak, Bertindak dan Bertindak. Jika anda berada dalam suatu obrolan dengan teman-teman anda misalnya, beranikanlah untuk berbicara. Tak masalah jika kata-kata anda tak nyambung, tak lucu atau tak ditanggapi oleh teman anda. Katakan apa yang ingin anda katakan, tak usah khawatir dengan komentar teman anda tentang apa yang anda katakan. Semakin anda berani berbicara, semakin anda percaya diri dan lebih berani lagi bicara. Teruslah berbicara dan berbicara, maka anda akan sampai pada suatu keadaan dimana anda tak takut lagi berbicara bahkan menikamati apa yang anda bicarakan dengan teman-teman anda. Toh dunia tak akan kiamat jika seandainya anda dicemooh atau ditertawakan teman-teman anda. Anda juga tak harus menderita jika mereka mengacuhkan, mengolok-olok atau mengejek anda.
Seperti kata seorang motivator ternama, “Orang yang takut gagal sebenarnya membutuhkan pengalaman gagal sebanyak-banyaknya. Pengalaman gagal itu akan membuatnya tak takut lagi akan kegagalan.”

Jadi, cobalah beranikan diri untuk berbicara, walaupun hanya satu-dua patah kata, walaupun apa yang anda katakan mungkin tak nyambung misalnya. Bicara dan bicaralah terus, jangan takut salah, jangan takut diejek atau ditertawakan, sampai anda bisa mengendalikan rasa takut anda dan tak ragu atau takut lagi melibatkan diri dalam pembicaraan dengan teman-teman anda. “Bisa karena biasa!” begitu kata pepatah. Bagaimana anda akan piawai berbicara jika anda tak berani memulai untuk berbicara. Semakin sering anda terlibat dalam pembicaraan, akan semakin mahir anda berbicara. Kualitas juga mengikuti kuantitas. Semakin sering anda berbicara, semakin berani anda berbicara dan semakin berkurang rasa takut anda. kepercayaan diri anda pun akan semakin meningkat. Anda akan menjadi lebih percaya diri saat berada diantara teman-teman anda dan di manapun anda berada.

Hal ini berlaku pula untuk hal-hal yang selama ini takut anda lakukan. Jika anda ragu atau takut ketika hendak melakukan sesuatu, lakukan saja! Lakukan segera! Jangan menunggu sampai rasa takut menguasai diri anda dan akhirnya menahan diri anda untuk bertidak, karena itu akan membuat anda semakin takut dan mungkin akan membuat anda tak pernah melakukan apa yang ingin anda lakukan.
Jadi beranikanlah diri anda untuk melakukan apa pun yang ingin anda lakukan, saat ini juga! Segera! Itu akan membuat anda semakin berani bertindak dan anda juga akan merasakan kepuasan batin tersendiri.

Saya sangat mengajurkan teman-teman sekalian untuk membaca dua buah buku berikut ini, buku tentang bagaimana seharusnya menjalin pertemanan dan bagaimana seharusnya kita berpikir tentang diri kita dan tantang orang-orang di sekitar kita. Atau mungkin diantara teman-teman sudah memiliki dan membaca kedua buku ini.

1. Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain (Dale Carnegie)
2. Berpikir dan Berjiwa Besar (David J. Schwartz)

Setelah membaca kedua buku di atas dan mempraktikannya, silakan jika teman-teman mau menceritakan pengalamannya (apa yang anda rasakan dan apa yang terjadi dengan diri anda) di Curhatkita. Saya tunggu testimoni teman-teman sekalian.
Menutup tulisan ini, berikut sebuah pepatah orang bijak, “Beranikanlah diri anda! Karena banyak orang yang sukses bukan karena kepandaiannya tapi karena keberaniannya!”
READ MORE - Kendalikan Rasa Takut, Beranikan Diri Anda!